welcome!

Welcome to my blog.....
manusia bagaikan jendela-jendela dengan kaca berwarna,
berkilau dan bersinar saat matahari cerah,
tapi ketika kegelapan datang menyambangi,
keindahan sejati mereka hanya bisa tampak
kalau ada cahaya yang bersinar dari dalam



Jumat, 25 Mei 2012

Perekonomian Indonesia Orde lama dan Orde baru

PEREKONOMIAN INDONESIA ERA ORDE LAMA
Perekonomian Indonesia era orde lama dibagi menjadi 3 masa :
1)      Masa pasca kemerdekaan (1945-1950)
Pemerintah RI menetapkan 3 mata uang yang berlaku di Indonesia yaitu:
a.       Mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda
b.      Mata uang pendudukan jepang yang diganti dengan ORI (Oeang Republik Indonesia)
c.       Uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu
Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga. Perekonomian yang tidak baik ini juga akibat dari :
a.       Adanya blokade ekonomi oleh belanda sejak November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI
b.      Kas negara kosong
c.       Eksploitasi besar-besaran dimasa penjajahan
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi pasca kemerdekaan :
a.       Program pinjaman nasional dilaksanakan oleh mentri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan bulan Juli 1946.
b.      Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mengadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatra dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.
c.       Konfransi ekonomi febuari 1946 untuk memperoleh kesepakat penanggulangan masalah-masalah ekonomi yang mendesak.
d.      Pembentukan planning board.
e.      Rekontruksi dan rasionalisasi angkatan perang 1948 mengalihkan tenaga bekas angkatan perang di bidang-bidang produktif.
f.        Kasimo plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis.

2)      Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Pada masa Liberal, perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mahzab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Masa liberal membuat pengusaha pribumi terpuruk karena tidak bisa bersaing dengan pengusaha non pribumi terutama Cina. Sehingga masa ini hanya semakin memperburuk perekonomian Indonesia.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi pada masa Demokrasi Liberal :
a.       Gunting Syarifudin (pemotongan nilai mata uang untuk mengurangi jumlah uang yang beredar)
b.      Nasionalisasi De Javanasche Bank menjadi BI
c.       Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
d.      Program benteng (kabinet natsir)
e.      Sistem ekonomi Ali-baba



PEREKONOMIAN INDONESIA ERA ORDE BARU
Pada masa perekonomian orde baru campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas, dimana kondisi-kondisi dan masalah-masalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri.
Kebijakan perekonomian mulai di arahkan pada pembangunan disegala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan :
1.      Kebutuhan pokok
2.      Pendidikan dan kesehatan
3.      Pembagian pendapatan
4.      Kesempatan kerja
5.      Kesempatam berusaha
6.      Partisipasi wanita dan generasi muda
7.      Penyebaran pembangunan
8.      Peradilan
Pemerintah lalu melakukan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang (25-30 tahun) dilakukan secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita(Pembangunan Lima Tahun). Pelita berlangsung dari Pelita I-Pelita VI.
1.      Pelita I(1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelita I lebih menitikberatkan pada sektor pertanian.
Keberhasilan dalam Pelita I yaitu:
a. Produksi beras mengalami kenaikan rata-rata 4% setahun.
b. Banyak berdiri industri pupuk, semen, dan tekstil.
c. Perbaikan jalan raya.
d. Banyak dibangun pusat-pusat tenaga listrik.
e. Semakin majunya sektor pendidikan.
2.      Pelita II(1 April 1974 – 31 Maret 1979)
Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja . Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.
3.      Pelita III(1 April 1979 – 31 Maret 1984)
Pelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan. Asas-asas pemerataan di tuangkan dalam berbagai langkah kegiatan pemerataan, seperti pemerataan pembagian kerja, kesempatasn kerja, memperoleh keadilan, pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan perumahan,dll
4.      Pelita IV(1 April 1984 – 31 Maret 1989)
Pada Pelita IV lebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan ondustri yang dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri.
5.      Pelita V(1 April 1989 – 31 Maret 1994)
Pada Pelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapakan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang ekspor.
6.      Pelita VI (1 April 1994 - 31 Maret 1999)
Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
Namun Pelita VI yang diharapkan menjadi proses lepas landas Indonesia ke yang lebih baik lagi, malah menjadi gagal landas dan kapal pun rusak.
Dampak negatifnya adalah:
1.      Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya lain.
2.      Perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok masyarakat terasa semakin tajam.
3.      Penumpukan utang luar negeri.
4.      Pembangunan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Perekonomian orde baru baru mengarah pada  pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik,ekonomi, dan sosial yang adil. Perekonomian orde baru meski berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh.

1 komentar: